"dig dug dig dug" suasana mendadak aneh, padahal baru beberapa langkah memasuki mulut gua Jepang. Udara di kebun teh Peromasan yang tadinya gerah dengan sinar matahari yang terik berubah menjadi sejuk, lembab dan bertambah pengap bila semakin jauh ke dalam.

Dinding gua berumur lebih dari setengah abad ini terasa begitu dingin, lantainya benyek berlumpur karena rembesan hujan semalam, aroma tanah basah dan bebatuan yang khas begitu terasa menembus hidung. Di tengah perjalanan kami dihadang oleh genangan air setinggi mata kaki, sepanjang 5 meter lebih. Saya terpaksa melepas sepatu, telanjang kaki."brrr..." airnya berasa aneh di telapak kaki.

Saya tidak sendirian. Saya mengawal Arum dan Nofi. 2 gadis yang yang mulai keracunan naik gunung ini begitu penasaran setelah saya cekoki cerita-cerita betapa misteriusnya Gua Jepang. Namun mimik wajah mereka mulai berubah ketika memasuki mulut gua. Ada rasa takut bercampur penasaran yang meluap. Berikut komentarnya:

"Takut! misalkan sampai dalam tapi gak bisa keluar lagi. Semacam terjebak, terpeleset terus nyungsep atau terdiam gak bisa gerak. Pokoke penuh imajinasi lah. Gak kebayang kalau sendirian plus tanpa cahaya di situ. Tapi dibanding rasa takut sama gelap, aku lebih takut sama apa yang aku injak. Siapa tahu nginjak ular. Kan serem! Pokoknya kalau udah di dalem bakal pengen buru-buru keluar" curhat Nofi, status jomblo susah move on.

Di sini makin kencang saja (nunjuk dada sebelah kiri) dan di sini meranggas kilat ketika ada angin lewat (pegang bulu kudu tengkuk). Gelap! Cahaya dari LED hanphone hanya mampu menerangi jalan becek dengan radius 2 meter, selebihnya gelap dan singup. Saya jadi teringat dengan 7 gadis Pamitran Lelana Giri Jaga Bhumi yang susur Gua Jepang dini hari, masuk satu demi satu membelah gua hanya diterangi 1/4 potong lilin.


Gua dengan belasan bilik persembunyian di kanan dan kiri lorong peninggaalan Jepang ini memendam berbagai misteri, seakan menanti jiwa jiwa pemberani yang penasaran untuk ditakuti. 2 orang gadis yang takut tapi penasaran ini mengaku "lega" akhirnya bisa melihat cahaya matahari dan buru buru keluar dari mulut gua.

Penasaran? Nyalinya besar?  Bila kamu lagi naik Gunung Ungaran, Coba kunjungi juga Gua Jepang di kebun teh Peromasan. Coba saja,  bakal ada banyak kejutan di dalam gua.