Mengejar Senja di Gunung Kendil Banyubiru
Tuesday, May 30, 2017Senja di Puncak Gunung Kendil |
"Ngeden, Mas" Kode dari saya, sebentar lagi mesin mati kepanasan.
Adegan Dhave melompat dari motor berulang secara konsisten ketika menemui tanjakan yang terkutuk. Saya berhenti mendinginkan motor, dan Dhave melanjutkan dengan berjalan kaki, menggendong carier yang tingginya melebihi kepala.
"Sayang, gak kuat!" Maya meringis narik gas motornya.
Kenapa gak bonceng motor yang lain? Karena goyangannya lebih menggemaskan. Niat hati memboncengkan kekasih, ternyata Revo milik Maya sama saja, buat angkatan sudah ngeden/mengejan. "Wuuu....telooooo, podo wae" Dhave pun melompat lagi, lanjut jalan kaki. Sebenarnya masih ada satu lagi motor Grand milik Arwin, tapi dilihat dari fisik sudah tidak meyakinkan.
Baca Juga :
- Nostaligia Mendaki Gunung Ungaran
- Gunung Telomoyo - Jalur Ngrawan lebih menantang
Ketika menemui tanjakan, siap-siap saya kode "Wah, Mejen mas!" Maka Dhave pun dengan sigap ambil ancang-ancang lompat. Gitu terus sampai Dusun Gesing.
Sunset di Puncak Gunung Kendil |
"jangankan gigi 4, langsung gigi 7 wae wani!" Seru Dhave, ketika menemui jalan landai
Lalu ketika menemui jalan landai sebelum tempat parkir, sekonyong-konyong koder pindah gigi karena saking kesalnya mesin teriak-teriak kepanasan gigi nyatu terus dari bawah sampai atas. Sebenarnya jalan yang dilalui sudah 100% beraspal, namun 70% adalah tanjakan yang berkelok. Tragedi ini hanya faktor tunggangan kami saja yang kondisinya sudah lemah dan terlalu lelah.
Hah! Saya jadi teringat saat pertama kali ke Gunung Kendil setahun yang lalu. Ngenes. Pagi buta saya berangkat dan sukses tersesat berputar putar di desa bawah gunung, desa yang juga banyak tanjakan dan yang banyak pohon aren. Penyebabnya hanya satu, yaitu kurangnya informasi, rute yang tersebar di blog ala kadarnya, dan minim penunjuk jalan.
Nah, kalau bingung lewat mana, berikut saya kasih rutenya; Terletak di Jalan Puncak Anom, Dusun Gesing, Desa Tegaron, Kebondowo, Kecamatan Banyubiru – Kabupaten Semarang. Bila dari Semarang langsung saja menuju Ambawara melalui Jalan Lingkar. Kemudian belok kiri melalui Jalan Banyubiru Raya, bila sudah melewati Polsek Banyubiru, terus saja sampai bertemu pertigaan. Bila ke kiri menuju ke Bukit Cinta, ambil jalan yang lurus ke Jalan Blimbing Kuring. Lurus saja, nanti ada papan nama petunjuk ke Gunung Kendil di Kiri jalan.
Baca Juga: Trailrunning - Terseok di Gunung Telomoyo dan Andong
Setelah menitipkan tunggangan di rumah warga, kami bergegas melanjutkan perjalanan menyongsong senja di Puncak Gunung Kendil. Suasananya seperti video timelapse di atas. Langit makin gelap, kami melanjutkan pendakian untuk sampai ke puncak, mendirikan tenda dan mengisi perut dan menghangatkan badan karena basah selama pendakian.
Sepi! Iya, malam itu hanya ada kami yang di Puncak Gunung Kendil. Menikmati sunyinya gunung, dinginya malam dan kehangatan bersama teman perjalanan.
Cerita tentang pendakian Gunung Kendil ini bersambung yak, tunggu cerita sunrise di postingan berikutnya yak...
19 komentar
tak tunggu terusan e :D
ReplyDeleteterusane... nunggu nek wes bar subuh
Deletemelu menggeh2 moco bagian motornya mejen..
ReplyDeletenjuk nunut nunggu versi sunrise..
nunggu nek wis tekan duwur, bun
DeleteIya ikut-ikutan ngepoot eykeh bacanyaa hahaha...
ReplyDeleteawas kepeleset, mba
Deletesudah sampai ke gunung kendil (lagi) yaa...hiikkss
ReplyDeletekamu wis tekan kunu, durung pai?
Deleteindah sekali tempatnyaa yaaa
ReplyDeletehahah.. aku kok langsung bayangin mas dhave yang naik turun motor karena ngeden :))
ReplyDeletesering jalan-jalan bareng yo
Udah jarang, mas.
DeleteDhave sibuk pacaran. Bhaha
serius?? :)) tapi tempo lalu dia pasang foto sama pacarnya sih.. hahah..
Deleteserius, semoga pacar jadi jodohnya
DeleteWaduh jadi kangen semarang om.
ReplyDeletelho sekarang posisi di mana, mas?
Deletepengen ke sono jadi nya :D
ReplyDeletewaduh lucu pas liat kalimat, "sebenarnya ada motor satu lagi" yahh motornya motor Grand hehehe, tapi Grand saya kuat loh nanjak alhamdulillah waktu pertama kali beli baru hahahaha
ReplyDeletemas, mampir yow ke postingan baru blog saya di : jalan jalan di Bandung
Lah, iki judule ro ngeterke Mas Danang yang-yangan to :D
ReplyDeleteGak kok mba, Mas Danang yang nganterin kita jadi satrio kembar. eh
Delete