Catatan Harian Kakaku
Tuesday, August 23, 2011
Hari ini, sudah hampir 2 semester aku tinggal dirumah sendirian seperti anak kost. Gak ada orang dirumah, bapak ibu dan kakak hanya tersenyum abadi di figura yang aku pajang di dinding. Tak jarang cicak pun sampai terpeleset dari dinding yang sama karena kege'eran aku pelototi.
Hari ini, bangun jam 6 kebablasan tidur setelah sahur sendiri dirumah dengan lauk seadanya, mie rebus, nasi buka puasa kemarin sore dan beberapa biji kurma. Sengaja nyobain sahur sendiri, bangun sendiri dan masak sendiri. hari-hari sebelumnya aku selalu tidur dan sahur dirumah kakak ipar, supaya ada yang bangunin sahur, tapi tidak enak juga terus merepotkan kakak.
Hari minggu, dengan ini aku resmikan sebagai "hari mbabu sedunia", setidaknya buat aku, karena hanya dihari minggu aku bisa meluangkan waktu membersihkan rumah, menyapu halaman dan muka kucel dari debu jalan, sarang laba-laba yang ngontrak di langit-langit, motong "tetean" pagar tanaman pakai sabit, ada juga satu pleton semut yang siap siaga berbaris mengincar cadangan gula.
Aku buka kamar kakaku yang sudah lama tidak dihuni, sekitar setengah tahun lebih mangkrak ditinggal pindah kerumah suaminya. Kasur tergulung begitu saja dan meja rias berdebu dipojokan. Aku ambil sapu dan kemoceng untuk membersihkan, gak sengaja menemukan buku catatan yang sepertinya sudah ada sejak SMA dulu.
Buku itu adalah catatan harian kakakku, "diary" adalah istilah keren jaman sekarang, menjadi tempat dia curhat dan menyalurkan uneg-unegnya. Rasa penasaran ternyata lebih dominan ketimbang etika dan kesopanan (maafkeun kak), aku buka sampulnya, mengeja tiap kata, merangkai tiap kalimat, paragraf dan alinea ditiap halamannya.
tugasku sekarang adalah meneruskan amanat orang tuaku,
menjaga adikku , ia harus menjadi orang yang sukses
dan orang yang berbakti pada orang tuanya.
ditengah halaman dia menuliskan tentang aku dengan sebutan "adikku", dia jadi lebih sering menulis setelah bapak meninggal dan disusul ibu satu tahun setelahnya. waktu itu aku baru lulus SMA, kerja ditoko dan nyambi kuliah disebuah yayasan pendidikan, sedangkan kakaku bekerja disebuah pabrik garment. (jadi mbrebes mili)
kakakku juga menuliskan kalau dia seperti anak ayam yang kehilangan induknya, kesepian, butuh teman ngobrol, butuh dukungan, tempat mencari pegangan dan arah tujuan. Dan aku menjadi satu-satunya adik dari keluarga yang masih ada namun kurang ajar dan pelit memberikannya karena lebih asyik dengan hobi dan komunitas, sering meninggalkannya sendiri dirumah hingga larut malam, bahkan sampai tidak pulang.
Penyesalan dan rasa bersalah memang sudah takdirnya selalu muncul dibelakang setelah terjadi sebuah peristiwa. Buku catatan ini telah menyadarkanku, dari penyesalan itu aku belajar untuk berbenah diri menjadi orang yang lebih baik, lebih sayang dengan keluarga, menyempatkan waktu bersama dan berbagi kehangatan yang dinamakan keluarga.
Istilah "tulisan itu abadi, lisan itu fana" memang benar adanya, dimana sebuah sejarah tentang kehidupan tercatat abadi dan akan selalu teringat dalam sebuah diary usang milik kakakku.
salam hangat untuk kakak dari adikmu
@slamsr
Hari ini, bangun jam 6 kebablasan tidur setelah sahur sendiri dirumah dengan lauk seadanya, mie rebus, nasi buka puasa kemarin sore dan beberapa biji kurma. Sengaja nyobain sahur sendiri, bangun sendiri dan masak sendiri. hari-hari sebelumnya aku selalu tidur dan sahur dirumah kakak ipar, supaya ada yang bangunin sahur, tapi tidak enak juga terus merepotkan kakak.
Hari minggu, dengan ini aku resmikan sebagai "hari mbabu sedunia", setidaknya buat aku, karena hanya dihari minggu aku bisa meluangkan waktu membersihkan rumah, menyapu halaman dan muka kucel dari debu jalan, sarang laba-laba yang ngontrak di langit-langit, motong "tetean" pagar tanaman pakai sabit, ada juga satu pleton semut yang siap siaga berbaris mengincar cadangan gula.
Aku buka kamar kakaku yang sudah lama tidak dihuni, sekitar setengah tahun lebih mangkrak ditinggal pindah kerumah suaminya. Kasur tergulung begitu saja dan meja rias berdebu dipojokan. Aku ambil sapu dan kemoceng untuk membersihkan, gak sengaja menemukan buku catatan yang sepertinya sudah ada sejak SMA dulu.
Buku itu adalah catatan harian kakakku, "diary" adalah istilah keren jaman sekarang, menjadi tempat dia curhat dan menyalurkan uneg-unegnya. Rasa penasaran ternyata lebih dominan ketimbang etika dan kesopanan (maafkeun kak), aku buka sampulnya, mengeja tiap kata, merangkai tiap kalimat, paragraf dan alinea ditiap halamannya.
tugasku sekarang adalah meneruskan amanat orang tuaku,
menjaga adikku , ia harus menjadi orang yang sukses
dan orang yang berbakti pada orang tuanya.
ditengah halaman dia menuliskan tentang aku dengan sebutan "adikku", dia jadi lebih sering menulis setelah bapak meninggal dan disusul ibu satu tahun setelahnya. waktu itu aku baru lulus SMA, kerja ditoko dan nyambi kuliah disebuah yayasan pendidikan, sedangkan kakaku bekerja disebuah pabrik garment. (jadi mbrebes mili)
kakakku juga menuliskan kalau dia seperti anak ayam yang kehilangan induknya, kesepian, butuh teman ngobrol, butuh dukungan, tempat mencari pegangan dan arah tujuan. Dan aku menjadi satu-satunya adik dari keluarga yang masih ada namun kurang ajar dan pelit memberikannya karena lebih asyik dengan hobi dan komunitas, sering meninggalkannya sendiri dirumah hingga larut malam, bahkan sampai tidak pulang.
Penyesalan dan rasa bersalah memang sudah takdirnya selalu muncul dibelakang setelah terjadi sebuah peristiwa. Buku catatan ini telah menyadarkanku, dari penyesalan itu aku belajar untuk berbenah diri menjadi orang yang lebih baik, lebih sayang dengan keluarga, menyempatkan waktu bersama dan berbagi kehangatan yang dinamakan keluarga.
Istilah "tulisan itu abadi, lisan itu fana" memang benar adanya, dimana sebuah sejarah tentang kehidupan tercatat abadi dan akan selalu teringat dalam sebuah diary usang milik kakakku.
salam hangat untuk kakak dari adikmu
@slamsr
12 komentar
semoga makin akur dengan kakaknya. saya jadi inget kaka saya juga nih.
ReplyDeletewuishh... yang lagi..sadar..he.he.eh...pis..dah..om.....sing penting..mugo tambah..sayang..karo mbakyune..om..
ReplyDeleteem..., suatu saat nanti kakak nya juga akan tidak sengaja dan menemukan artikel ini...
ReplyDeleteaku melu mbrebes mili mas... *pilek mode on*
ReplyDeleteSemangat mas slam, salam buat mbaknya ya... :D
begitulah tanggung jawab dan panggilan hati seorang kakak
ReplyDeleteI feel the same
makanya aku pikir pengin punya anak cowok dulu suatu saat nanti
tugas seorang anak sulung bagaimanapun lebih melegakan jika cowok yg megang
sayang kakak...sayang kakak hehehhe.....enaknya punya kakak hehehhhe
ReplyDeletetissue tissue....
ReplyDeletecangcimen.. cangcimen....
opps... inspiring slams, terutama yang bagian....
masak masak sendiri.. tidur tidur sendiri... mandi mandi sendiri.. *loh kok ndangdut...*
basket oi...
Ikut mrebes mili...
ReplyDeleteA' mohon maaf lahir dan batin ya, punten baru kesini, masih di kampung nih, buka blog cuma pakai hp. Resep kornet kayaknya memang blm ada, tp biasanya kornet dipanasin aja udah enak koq. Kadang dipakai juga untuk campuran perkedel. Kl mau pedes, numis cabe dulu baru kornetnya dimasukkan, masak bentar.hir dan batin ya, punten baru kesini, masih di kampung nih, buka blog cuma pakai hp. Resep kornet kayaknya memang blm ada, tp biasanya kornet dipanasin aja udah enak koq. Kadang dipakai juga untuk campuran perkedel. Kl mau pedes, numis cabe dulu baru kornetnya dimasukkan, masak bentar.
Mbrebes mili aku mocone slam..huhuuhuhuh
ReplyDeletebaru sadar kalo dipostingan ini aku belum sekalipun bales... maafken saya
ReplyDelete@rakun : kakak saya sedang hamillll
ReplyDelete@fajar : wahahasyem "lagi sadar" itu jleb banget
@dhika : eh ada dika mampir dimari
@anyin : dan saya punya kakak perempuann
@caya : kaya jualan pisang goreng aja nih,
@admin/dawa ; iki mesti bilang cangcimen cangcimen!!! artinya apa om? aku gak cemen
ReplyDelete@narti ; sama sama mba, maafin slam juga, minal aidin wal faidin... #latereply
@lingga : hallah air mata buaya, oya melonne enak, rodo gempi