20 Menit Treking Curug Lawe Medini
Friday, September 09, 2016
"Air terjun macam apa ini? sepi gak ada pengunjungnya, airnya jernih dan dingin, rumputnya tinggi, tidak ada sampah, dan ada bonus lintah imut kalau pecicilan blusukan ke semak-semak. Hah, gak cocok buat alay! Tapi, pemandangannya keterlaluan syahdu, jadi pengen lama-lama di sini!"
Jadi teringat ketika perjalanan pulang. Saya dan teman saya, Sodik, mampir makan bakso urat di dekat pasar boja. Duduk di kursi plastik lalu ngemil krupuk rambak. Tapi ada yang aneh, ada seperti jelly namun sedikit encer di pergelangan kaki kanan. Setelah saya tilik, ternyata darah sudah ndlewer menetes di lantai. Sepetinya ini bekas cipokan lintah. Tidak sakit, namun darah segar menetes terus.
Ada yang tahu Curug Lawe Medini?
Bukan, ini bukan curug lawe yang pernah tayang di My Trip My Munah, yang kemudian berubah atas nama ekonomi dan perut. Misalnya, belasan warung merangsak masuk, bahkan ada yang mendekati curug radius 30 meter. Branding #curuglawe tertancap jelas menusuk mata di dekat curug. Kemudian jembatan-jembatan berdiri disetiap ada aliran sungai, saya ibaratakan jika wanita pakai heels 10 centi pun tidak akan basah kakinya untuk sampai ke curug. Bukan, ini bukan curug lawe yang itu.
Baca Juga : Menikmati Candu Curug Lawe & Benowo
Curug Lawe Medini Masih dalam kawasan kebun teh Medini Promasan. Lokasinya di Desa Gunungsari, Kec. Limbangan Kab. Kendal. Jika kamu ingin ke sini, bisa dari jalur atas yaitu Kebun teh medini ketika kamu main main di gunung Ungaran. Bisa juga dari Bawah jalur Semarang - Boja - Nglimut Gonoharjo - Kebun Teh Medini. Jalur dari sini berbatu terjal, jadi siapkan kendaraan dalam kondisi bagus.
Jalannya tidak begitu jauh, hanya butuh sekitar 20 menit dari jalan Pos Kebun Teh Medini. Patokannya mudah kok, ada sebuah Jembatan bambu di kiri jalan sebelum tikungan ke Pos Jaga Kebun Teh Medini, lebarnya sekitar 3 meter dengan bambu yang sudah rapuh. Jangan nekat melewatinya naik motor, kamu bisa cilaka delapan belas. Titipkan saja kendaraan di halaman warga dan menanyakan lokasinya jika bingung.
Curug Lawe Medini ini tak ubahnya seperti Curug Lawe Kalisidi 3 tahun silam. Saya kangen masa masa itu. Alamnya masih nampak asli tanpa banyak campur tangan pengelola walaupun dulu pernah dikelola, dapat dilihat dari adanya gardu jaga, papan penunjuk jalan dan batu batu yang ditata menyerupa kursi dan meja. Kini tinggal sisa sisanya saja.
Masih teringat jelas aroma rumput dan bebatuan di sepanjang perjalanan ke Curug Lawe Medini.
Air terjun dengan tinggi sekitar 30 meter ini memberikan sensasi tersendiri. Rasanya betah jika berlama lama di sini. Berkemah misalnya, sambil minum teh hangat, ditemani sejuknya suasana semilir angin air terjun. Satu kata, "Syahdu".
FYI : Di perjalanan saya melewati perkebunan alpukat dan kopi, bila musim panen pasti akan lebih enak, bisa sekalian panen alpukat segar dengan harga yang pastinya lebih murah dari pasar.
Lebih lengkapnya nonton saja Video Perjalanan saya di Curug Lawe Medini yang sedikit patah patah ini yak, lagi agak susah mengulik lewat kata kata, Sekalian belajar ngeVlog. Oh iya, jangan lupa Like & Subscribe chanelnya yak. Boleh dishare juga.
Jadi teringat ketika perjalanan pulang. Saya dan teman saya, Sodik, mampir makan bakso urat di dekat pasar boja. Duduk di kursi plastik lalu ngemil krupuk rambak. Tapi ada yang aneh, ada seperti jelly namun sedikit encer di pergelangan kaki kanan. Setelah saya tilik, ternyata darah sudah ndlewer menetes di lantai. Sepetinya ini bekas cipokan lintah. Tidak sakit, namun darah segar menetes terus.
Ada yang tahu Curug Lawe Medini?
Bukan, ini bukan curug lawe yang pernah tayang di My Trip My Munah, yang kemudian berubah atas nama ekonomi dan perut. Misalnya, belasan warung merangsak masuk, bahkan ada yang mendekati curug radius 30 meter. Branding #curuglawe tertancap jelas menusuk mata di dekat curug. Kemudian jembatan-jembatan berdiri disetiap ada aliran sungai, saya ibaratakan jika wanita pakai heels 10 centi pun tidak akan basah kakinya untuk sampai ke curug. Bukan, ini bukan curug lawe yang itu.
Baca Juga : Menikmati Candu Curug Lawe & Benowo
Curug Lawe Medini Masih dalam kawasan kebun teh Medini Promasan. Lokasinya di Desa Gunungsari, Kec. Limbangan Kab. Kendal. Jika kamu ingin ke sini, bisa dari jalur atas yaitu Kebun teh medini ketika kamu main main di gunung Ungaran. Bisa juga dari Bawah jalur Semarang - Boja - Nglimut Gonoharjo - Kebun Teh Medini. Jalur dari sini berbatu terjal, jadi siapkan kendaraan dalam kondisi bagus.
Jalannya tidak begitu jauh, hanya butuh sekitar 20 menit dari jalan Pos Kebun Teh Medini. Patokannya mudah kok, ada sebuah Jembatan bambu di kiri jalan sebelum tikungan ke Pos Jaga Kebun Teh Medini, lebarnya sekitar 3 meter dengan bambu yang sudah rapuh. Jangan nekat melewatinya naik motor, kamu bisa cilaka delapan belas. Titipkan saja kendaraan di halaman warga dan menanyakan lokasinya jika bingung.
Curug Lawe Medini ini tak ubahnya seperti Curug Lawe Kalisidi 3 tahun silam. Saya kangen masa masa itu. Alamnya masih nampak asli tanpa banyak campur tangan pengelola walaupun dulu pernah dikelola, dapat dilihat dari adanya gardu jaga, papan penunjuk jalan dan batu batu yang ditata menyerupa kursi dan meja. Kini tinggal sisa sisanya saja.
Masih teringat jelas aroma rumput dan bebatuan di sepanjang perjalanan ke Curug Lawe Medini.
Air terjun dengan tinggi sekitar 30 meter ini memberikan sensasi tersendiri. Rasanya betah jika berlama lama di sini. Berkemah misalnya, sambil minum teh hangat, ditemani sejuknya suasana semilir angin air terjun. Satu kata, "Syahdu".
FYI : Di perjalanan saya melewati perkebunan alpukat dan kopi, bila musim panen pasti akan lebih enak, bisa sekalian panen alpukat segar dengan harga yang pastinya lebih murah dari pasar.
Lebih lengkapnya nonton saja Video Perjalanan saya di Curug Lawe Medini yang sedikit patah patah ini yak, lagi agak susah mengulik lewat kata kata, Sekalian belajar ngeVlog. Oh iya, jangan lupa Like & Subscribe chanelnya yak. Boleh dishare juga.
11 komentar
Wow... Masih alami belum banyak terjamah ya... Apiiiik banget
ReplyDeletetepatnya belum dirawat dengan serius.
Deletebeberapa orang lebih suka yang seperti ini, ketimbang nanti sudah dirawat dan komersil,jadi hilang esensi alaminya karena terlalu banyak campur tangan manusia
sudah pernah ke sana, tapi belum sampai curugnya :(
ReplyDeletejadi, ke kebun teh medini aja ya?
DeleteAku belum pernah blusukan sampe ke curug manapun *menyedihkan :p
ReplyDeletenanti aja mba, kalau sudah ada eskalatornya...hihihi
DeleteKapan yuuk trekking rombongan gitu mas Slam, hihi kuat ngga yaa eykeh, tandu mana tandu..
ReplyDeleteKuat mba, kuat. cuma 20 menit aja seperti muterin lapangan aalun alun bung karno 10 kali.jalan kaki
DeleteKapan yuuk trekking rombongan gitu mas Slam, hihi kuat ngga yaa eykeh, tandu mana tandu..
ReplyDeleteberarti ne mangkat sing gasik, ben ra keno tiket, awawawkawk
ReplyDeletemangkat subuh...
Delete